Hari ini :
You are not log in? >> Please Login

sampai kapan

hari ini pun,
kamar itu masi kosong.. sampai kapan kamar ini kosong...
harus nya ada canda dan kenangan di kamar ini...
saat q teringat akan kenangan manis dan pahit yang selalu ada..

mereka selalu datang dan pergi..
kenapa begitu pandai mereka bersandiwara..
selalu mengatakan .. yah baik-baik saja...
seakan-akan aku dianggap nya tolol dan buta..

yang tidak bisa melihat semuanya,,
walau telah ditutup dengan akting mereka,,
dengan alasan gamang mereka berpisah..
tanpa ada kata mufakat..
yang biasa para wakil rakyat 'jual' untuk mengambil suatu keputusan..

dimana janji mereka untung setia sampai mati..
dimana hari-hari indah lalu...
dimana saat-saat duka bersama,,,

hanya emosi, gengsi, dan saling tuding
ingin dianggap benar..
membuat kubu untuk menguatkan ego..

sampai kapan...
Read On 1 komentar

goresan kaka pertama...

siang tadi,,
seperti biasa q masuk kerja. Karena banyak yang di kerjakan baru sore ini q duduk depan komputer dengan santai begini.. menaikkan kaki dan mulai bikin beberapa laporan.
Bos sudah pulang soal nya, jadi bsa santai hehehehe...
dengan lagu titi kamal feat andy drive bergema d ruangan yang semakin dingin oleh ac..

segera jari ini lancar seakan hapal diluar kepala langsung mengklik mozilla dan memasukan facebook.. *korban facebook rupa nya eheheheh

melihat ada seorang sahabat..(kaka pertama bgtu biasa saai memanggil nya)
yang menandai saya d catatan nya..
tak sadar saia menitik airmata in. saat membaca catatan nya..
catatan yang diperuntukan untuk ibunda nya yang uLtah...
ada sesuatu dalam catatan itu,, hingga membuat ku tersentak.. dan airmata ini menitik

setelah minta ijin untuk mengcopy-paste nya,,,
begini catatan nya,,


bu, aku sedang merokok sekarang. Dimana 2 batang terakhir ini adalah bukan apa – apa, tidak akan menjadi apa-apa.
Tapi kau menangis, ibu. Ya..kau menangis. Bukan karena rokok ini, tetapi lebih karena apa yang kukirimkan padamu bersama kepulan hitam rokok ini.
Sebuah surat berisi kerinduan yang telah sampai pada batas tertingginya.

Tiada seorang pun yang tahu, tiada seorang pun yang peduli
Karena mereka mempunyai ibu sendiri – sendiri.

Bisa saja aku berakal bulus padamu,ibu!
Bisa aku berkata minum susu, padahal sebotol arak yang kutenggak tiap hari.
Bisa saja aku mengakui tak pernah mendekati wanita, padahal sudah berapa perawan yang kukecewakan
Sangat mudah mengatakan padamu hanya rokok ini yang kuhisap, kenyataannya aku menulis sambil merem melek menggauli asap asap syurga dan segelas chivas dicafe café sana..
Segala kata darimu tentang sembahyang telah ku iya – iyakan, tetapi ternyata aku lebih senang berkumpul bersama gank ku daripada sekedar bersujud di mesjid yang berjarak 5 meter dari kostan ku.
Aku mampu untuk menelponmu setiap hari, padahal sebelumnya aku telah menelpon seorang wanita yang akan kujadikan teman malam ini.
“ jangan pernah berkelahi anakku.!” Itu petuahmu. Waktu itu aku hanya tertawa, karena sudah beberapa nyawa pernah kukirim ke neraka.

Ya…dan dosa – dosa lainnya…karena aku jauh darimu…jauh dariNya.

Dan gilanya…tiada terhingga rasa ini untukmu yang tak pernah terkatakan.
Tak pernah tersirat maupun tersurat pada suratku yang dulu.

Tiada seorang pun yang tahu, tiada seorang pun yang peduli
Karena mereka mencintai ibunya sendiri – sendiri.

Aku seperti kehilangan pegangan
Welas asihmu yang serasa berhenti mengucuri nadi – nadi yang teraliri serbuk heroin.
Bangsattt…!!!! Aku adalah bangsat,ibu!!. Bahkan akulah si bangsat yang pernah menjebloskan anak tetangga kita dulu ke penjara…hahahha…tadi pun sudah kukatakan padamu…bahwa aku mampu berakal bulus pada siapa saja, ibu!

Tiada seorang pun yang tahu, tiada seorang pun yang peduli
Karena mereka lebih sibuk dengan sifatnya sendiri.

Segalanya telah kuakui. Tepat pada saat sebuah pisau menancap di dada ini, dan darah bau amis menyembur dari luka ini.
Mengapa dosaku masih berdiam diri di dalam tubuh ini ?
Mengapa tidak ikut menyembur bersama darah setan ini ?
Bukankah kata mereka sebuah penyesalan bisa meleburkan dosa – dosa ?
Benar sebuah penyesalan yang kuungkapkan padamu ?
Malaikat maut telah datang padaku. Dia berdiri beberapa langkah dihadapanku.
Akhh…tetapi mengapa kau menangis sambil memeluk tubuh berlumur dosa ini, ibu ?
Sebenarnya welas asih seperti apakah yang ingin kau ajarkan ?
Sungguh tiada sedikit pun sebuah pengertian sampai padaku.

Aku mati,ibu ! ( “ mati “ adalah kata yang paling tepat bagiku. “ gugur “ dan “ wafat “ terlalu harum buatku )
Jangan menangis lagi karena aku tak layak untuk ditangisi !
Akh…tangismu makin deras. Dan dalam perih yang amat sangat ini tetap saja aku tidak mengerti.

Tiada seorang pun yang tahu, tiada seorang pun yang peduli
Karena mereka juga akan mati dalam ketidakmengertian
@@@
………..gedubraaaak!!!
aku terjaga…sial mimpiku hilang, keringatku bercucuran.
Aku terbaring dilantai.., mataku menatap sebuah wajah renta dibingkai tua…7 april 2009

ibu
sungguh tak mudah menguntai kata-kata
Karena engkau tak terlukiskan
Tak mudah menggambarkanmu
Karena kau jauh lebih indah dari gambaran
Tak mudah memujimu
Karena tak ada kosa kata yang memadai
Tak mudah terharu karenamu
Karena air mataku telah tercurah olehmu
Tak mudah berterima kasih padamu
Karena budiku tak berarti bagi jasamu
Tak mudah, Ibuku

Kau telah lakukan apa yang kau bisa
Sebisa yang engkau mampu
Semampumu walau sungguh kadang kau tak mau
Tak mau surut
Tak mau mundur
Merengkuh dengan kasih yang kau terjemahkan dalam lelakumu
Menyirami kami dengan keterbatasan kasih yang luasnya tak tertampung samudera
Kau telah melakukannya
Dengan upaya berawalan “segala daya”
Kau bidadariku
Kau…

Ibuku,
Bagaimana kubisa membencimu
Kalau ternyata kau tambatan tali pusatku
Bagaimana kubisa mengabaikanmu
Kalau ternyata kutumbuh oleh darah dan air susumu
Bagaimana kubisa melupakanmu
Kalau a ternyata engkau cetakan ragaku
Bagaimana bisa kutempatkan kau setelah mereka
Kalau ternyata kau tak pernah melepasku dari keprihatinanmu
Bagaimana bisa?
Kalau ternyata kaulah manusia yang sanggup melakukannya…

Maafkan aku
Yang acap kali mengatakan “Ah!”
Maafkan aku
Yang berulang kali merajuk karena petatah-petitihmu
Maafkan aku
Yang tak bosan mengguruimu dengan ilmu mudaku
Maafkan aku
Yang seakan jauh lebih berjasa padamu
Maafkan aku
Yang akan banyak tak menuruti saranmu
Aku hanya tak mampu, bukan tak mau

Ibuku,
Kecantikanmu berbatas usia tapi…
Kesetiaanmu seperti matahari
Pengabdianmu seperti nabi pada Tuhannya
Kekuatanmu seperti tetesan air
Ketabahanmu seperti kerang yang mengulum arang menjadi mutiara
Kelembutanmu seperti sutera China
Kesabaranmu bagai aliran sungai ke laut
Ibuku…
Sungguh tak mudah menggambarkanmu
Hanya Tuhan yang membalas jasamu
Telah disiapkan kebahagiaan tak terhingga untukmu

Ibuku hari ini, ulang tahunmu
64 tahun kau merangkum musim
Selama itu pula kau menangguk ilmu
Selama itu pula kau kibaskan segala halangan
Kau terpilih
Kau terpindai
Menjadi yang diberkahi
Menjadi yang disucikan
Kau menjadi manusia mumpuni
Lewat segala sungkur, tangis dan pilumu
Lewat segala lagu, senyum dan tawamu

Selamat ulang tahun, Ibuku…
Aku menyayangimu., sungguh,cinta matiku!!!!!
…………………..anak mu, arie

membuat q ingat akan sosok ibu yang blum bisa q bahagiakan,,
malah slalu q repotkan dengan tingkah laku q..



>nb. bwat bg arie bintang lazuardy..
catatannya keren, n membuat tersentak....
Read On 1 komentar

Kejutan yang Benar-Benar Menyakitkan

"San, tungguin dong...!" teriakku sampai terengah-engah mengejar Sandy. "Duuh lelet banget sih. Ayo cepat..," ucapnya kesal. Sudah dua tahun ini aku mengenalnya, sosok cowok yang misterius bertubuh cungkring. Gayanya sok cuek, gak peduli orang lain. Cowok yang mencintaiku, tapi hanya kuanggap sebagai seorang sahabat.
Meski dua tahun bersahabat sama dia, aku merasa belum mengerti dia, lebih-?lebih setahun terakhir ini. Ada sesuatu yang disembunyikan dari aku. Dia lebih tertutup kepadaku. Padahal, dulu dia sering curhat tentang apa saja kepadaku. "San, kamu lagi menyembunyikan sesuatu dari aku ya...? Kok kamu beda. Nggak seperti dulu lagi. Ada apa sih San?" tanyaku menyelidik. "Ah kamu nih Lin, ada-ada aja. Memang apa yang harus disembunyikan. Gak ada kok, paling-paling yang beda aku jadi lebih cakep he..he..he..," guraunya sekenanya.
Jujur, aku nggak puas dengan jawaban Sandy. Ingin kukorek jawaban lainnya, tapi kuurungkan setelah kulihat wajahnya yang lesu dan terlihat nggak semangat hari ini. Aku tidak ingin membuatnya tambah bete.
Suatu malam di jalan, sepulang dari toko buku, tiba-tiba mataku tertuju pada sosok cowok berkaus merah. Badannya kurus. Penampilannya acak-acakan. Dia tak lain adalah Sandy. Aneh, tadi kuajak beli buku katanya sakit eh kok malah nongkrong sama anak-anak jalanan. Belum juga aku memanggilnya, dia beranjak dari tempatnya.
"Ayo... mana bagianku..," sayup-sayup kudengar suaranya. Kudekati dia dan astaghfirullah. Apa yang kulihat sungguh di luar dugaanku.
"San, apa-apaan ini?" teriakku sambil terisak.
"Kenapa San, kenapa? Kenapa?" berulang-ulang aku membentaknya.
"Sudahlah Lin, sudah... nggak perlu kamu sok ngurusi aku, sok peduliin aku. Aku tidak perlu perhatianmu, pulang sana."
Badanku terasa hangat oleh sinar mentari yang menerobos masuk kamar kosku. Aku terbangun, termenung memikirkan kejadian semalam. Aku tidak habis pikir, kejadian semalam bukanlah mimpi, tapi kenyataan, kenyataan yang pahit.
"Assalamualaikum...," suara salam dari balik pintu membuyarkan pikiranku.
"Waalaikumsalam. Kamu San, masuk," kataku sambil menyodorkan kursi untuknya.
"Lin, maafin aku ya Lin, selama ini aku bohong sama kamu. Aku pemakai Lin. Apa yang kamu lihat kemarin memang nyata. Aku tahu kamu kecewa, kamu benci sama aku," katanya lirih.
"Iya... tapi kenapa? Kenapa kamu lakukan San? Kamu harus akhiri ini semua," ucapku sambil terisak.
"Maaf Lin, aku sudah lama make Lin, jauh sebelum aku mengenalmu. Aku salah bergaul, tapi beberapa bulan terakhir ini aku sudah mulai berhenti. Aku sudah menguranginya Lin. Maafkan aku Lin, aku janji demi kamu aku akan berhenti. Hari ini, aku juga ingin pamit sama kamu. Aku akan pergi beberapa minggu ke luar kota ada urusan pekerjaan," pamitnya kepadaku.
***
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Tak terasa dua bulan berlalu, tiada kabar dari Sandy. Tiba-tiba telepon berdering.
"Assalamualaikum. Lin, aku akan pulang hari ini. Datang ke rumah sore ini ya, akan ada kejutan untukmu," suara Sandy dari seberang sana. Hatiku serasa diguyur air segar di tengah padang pasir, senang sekali menerima telepon darinya.
Aku berdandan secantik-cantiknya sore ini, lalu segera berangkat ke rumah Sandy. Aku nggak mau telat. Aku ingin saat dia pulang aku sudah ada di rumahnya. Aku juga akan memberinya kejutan bahwa aku sangat mencintainya lebih dari seorang sahabat, bahwa kini aku menerima cintanya.
Sore yang kunanti telah tiba, baru beberapa langkah aku menuju halaman rumahnya. Tiba-tiba langkahku terhenti ... kenapa banyak kursi berjejer di depan rumah Sandy, ada bendera kuning terpasang didepan rumah. Bergegas aku masuk rumah.
"Dia telah pergi Nak Lina. Saat perjalanan ke rumah, taksi yang dia tumpangi tertabrak kereta," ucap tante Ayu terisak sambil memelukku.
Aku lemas tak bisa berkata apa-apa, lalu semua gelap. Inikah kejutan darimu San? Kejutan yang benar-benar menyakitkan. (*)
*) Penulis adalah pelajar Universitas Bhayangkara

Oleh: Desy Salfana

Read On 0 komentar

Gaun Pengantin

Aku kembali memperhatikan gaun pengantin berwarna putih gading bertaburkan manik-manik. Aku baru saja mengambilnya dari tukang jahit langgananku. Kami sudah lama berlangganan, sejak ibuku baru saja menikahi ayahku. Mungkin mereka adalah pasangan pengantin yang sangat bahagia. Memiliki tiga orang anak, satu putra dan dua putri. Ah, aku ingin seperti mereka. Menjadi orangtua dari anak-anakku kelak. Tapi harapan itu pupus saat aku terjerembab pada sebuah pernikahan yang semu.Senja telah menutup layar kuning-jingganya sejak delapan jam lampau. Saudara-saudara dan sanak keluargaku sudah berkumpul. Sebagian mereka mempersiapkan makanan untuk tamu dan para undangan lainnya. Teratak dan tenda biru sudah berdiri di halam depan rumah kami. Janur kuning melambai-lambai tertiup angin. Tapi sampai saat ini aku tidak menemukan sosok Khaidir. Laki-laki yang akan menikahiku.Mataku tak kuasa mengelak putaran pikiranku, meski masih teringat pesan ibuku empat jam lalu."Tidurlah, Nur. Sudah jam dua, kamu harus istirahat, besok kau akan bersiap-siap dengan acara pernikahan itu."Tapi aku tidak peduli. Aku masih memandangi gaun pengantinku yang esok akan kukenakan di lekuk tubuhku.Sampai dini hari aku masih duduk sendiri di sofa samping jendela kamarku. Tak bisa kuhitung berapa lama aku di situ sambil menatap halaman depan yang terlihat gersang. Menatap lautan dan perahu-perahu yang bersandar dan bergoyang gemulai di dermaga nun jauh tampak di sana, beberapa kilometer dari rumahku ini. Ombak kecil memukul-mukul badannya. Siluet perahu-perahu kecil tampak dari kejauhan. Separo rembulan dan gemintang tergantung di atasnya. Sedang suara-suara geliat malam tak mampu menembus jendela kaca kamarku. Malam pun melarut dalam kesunyian, sesunyi hatiku kini.Pernikahanku dengan Khaidir akan berlangsung besok. Tapi sampai dini hari Khaidir tidak muncul di sampingku. Apa gerangan yang terjadi. Apakah Khaidir telah pergi bersama wanita lain? Atau ia sengaja menunda pernikahan ini hingga ia selesai menamatkan sarjana ekonominya? Tapi justru aku ingin pernikahan ini segera dilaksanakan meski tanpa restu orangtuaku yang sesungguhnya.Aku mengambil vcd dari laci riasku. Aku tak ingin larut dalam kekhawatiranku akan sebuah pernikahan. Jujur saja aku sangat gugup dengan acara yang sangat sakral seperti ini.Aku memasukkan vcd dalam dvd player miliku. Hadiah itu dari Khaidir, waktu kami sengaja jalan-jalan ke toko kaset dan vcd di kotaku. Kota kecil di dekat pesisir pantai. Meski sebagian orang di desaku lebih memilih hidup sebagai nelayan dan melaut, tapi mereka sesekali ingin menikmati suasana kotaku.Suara-suara dalam vcd itu mengiang-ngiang di telingaku. Ah, semakin sunyi hatiku. Suara-suara dalam kotak kaca yang menayangkan film yang pernah menggetarkan hati anak-anak muda beberapa tahun silam. Kisah cinta yang dilerai malapetaka yang berujung pada kematian si Pemuda, meski keduanya berhasil menyelamatkan diri dari kecelakaan yang menenggelamkan kapal congkak Titanic. Ajal telah menjemput pemuda yang kelelahan dan terlalu lelap di permukaan samudera dingin. Tragis. Namun sang Gadis tetap setia pada cintanya, walau helai-helai salju telah memahkotainya. Kesetiaan yang tergenggam dalam kalung yang kekal masih tersimpan di memori hatinya.Kesetiaan? Masih adakah?Sebuah fatamorgana cinta yang kembali menampar kesadaranku tentang cinta. Apakah cinta itu ada? Oh, gaun pengantinku. Jujur saja, aku tidak sepenuhnya lagi percaya pada cinta semenjak pernikahanku hancur-lebur dalam hitungan satu menit. Pernikahan yang memang tak kupersiapkan dengan cinta selayaknya, kecuali kuingin hubunganku dengan Khaidir mendapat restu kedua orangtuaku.Aku mengenal laki-laki itu pada sebuah acara pesta pernikahaan temanku. Dan dia yang memperkenalkan aku dengan Khaidir. Hatiku berbunga-bunga saat aku menatap wajahnya yang benar-benar menawan kalbuku. Menggetarkan seluruh persendianku. Dan aku memilih dia sebagai kekasihku. Namun orangtuaku menolak aku berpacaran dengan laki-laki itu. Mereka benar-benar tidak setujuh.Khaidir, seorang seniman kawakan. Banyak mengalunkan puisi-puisi tentang cinta dan kehidupan yang serba fatamorgana. Kesetiaan cinta dan roman picisan yang berjuta-juta dialunkan.Kesetiaan cinta? Masihkah kesetiaan merupakan mutiara hati setiap insan? Jika hanya kematian adalah pedang pemisah kesatuan jiwa, kenapa ketidaksetiaan begitu semena-mena mendiktekan suatu perpisahan? Di manakah cinta? Di manakah mutiara?Mungkin engkau kini sedang menyimpan mutiara cinta itu, yang belasan tahun kupinta dari Tuhan. Belasan tahun, sejak tenggelamnya rasa cintaku. Dalam usiaku yang berangka dua puluh lima, masih kucari mutiara itu di antara laki-laki yang kujumpai di dunia ini.Pernah kubaca sebuah puisi pendek di sebuah antologi puisi semasa aku masih mahasiswi belia."Biarlah cinta bercahaya.Kuingin kembali menyusunpuing-puing kepercayaankupada cahaya cinta."Angin dini hari menggigilkan belantara beton berkaca. Kupeluk hangat diriku sambil pandanganku tak lepas dari lampu-lampu di sekitar dermaga. Kekasih, andai perahumu tak juga datang beserta selembar surat nikah yang ditandatangani oleh orangtua kita, dan memang akhirnya harus kusadari bahwa kata-kata cintamu hanya halusinasi, mungkin harus kuterima ajakan naik perahu laki-laki lainnya yang betul-betul sudi segera membawaku berlayar, pulang, dan cinta kudapatkan pula. Sungguh, aku sudah tak tahan berlama-lama berlelah-lelah dalam kesetiaan penantian sepi ini.***Sinar matahari pagi menembus jendela kamarku. Dengan berat aku bangkit. Mataku masih sembab karena menangis dan dera luka batin yang berkepanjangan. Aku terjaga melihat sisi sampingku. Namun aku tidak menemukan sosok kekasihku di sana. Oh, di manakah kau, Kasihku. Bukankah kau telah berjanji dengan gaun pengantinku. Akan melekatkan gaun itu di lekuk tubuhku.Gaun pengantinku masih tergeletak di sisi tempat tidur. Kubiarkan agar aku bisa memandangnya lebih jauh. Aku ingin sekali segera mengenakan gaun itu di tubuhku, dan elangsungkan pernikahanku dengan Khaidir. Namun hingga matahari kembali terbenam, meninggalkan warna merah saga, Khaidir tak kunjung datang. Aku kecewa dan sangat kecewa. Mengapa sampai saat ini Khaidir tidak menemuiku.Ayah ibuku memandangku dengan tatapan yang sangat jauh. Aku bahkan tidak tahu tatapan apa itu. Apakah tatapan itu sama seperti tatapan beberapa waktu lalu. Saat mereka melarangku untuk menikah dengan laki-laki seperti Khaidir?"Aku benar-benar terdamparpada sebuah karangyang sangat tajam.Dermaga tak lagi mampumenampung perahu-perahu kecil milikku."Pandanganku terlihat nanar, nun jauh menangkap birunya air laut. Riak dan ombak saling bergulung dan berkejaran. Namun hatiku kini sedang beku.Seseorang datang menemui orangtuaku. Aku tidak tahu siapa dia. Aku tidak kenal dengannya. Namun teka-teki itu baru terjawab ketika orang itu memberikan sebuah kepastian tentang laki-laki yang akan menjadi suamiku. Khaidir, ya Khaidir. Kini Khaidir telah pergi meninggalkan aku. Membiarkan aku membeku di dermaga ini, bersama gaun pengantinku yang tidak pernah kukenakan. Khaidir memilih menikahi wanita lain ketimbang diriku. Ternyata kesetiaan itu benar-benar tidak ada!"Aku menangissedih ini tak akan berujungseperti cemara layukoleh badai dan angin.Cinta hanya sepenggal dustaseperti landung embun yang jatuhpada tanahdan tiap resaphanya menyisakan giris,aku masih dahagadan 'kan mati dalam kerontang."Kesunyian kian menghasut kesepianku. Keluargaku telah bermimpi sampai entah di mana. Aku belum ingin tidur. Kisah film Titanic mengajakku melayari angan-angan tentang cinta, kesetiaan, dan dirimu yang pada saat dingin dini hari ini entah sedang melakukan apa."Dan seperti waktu-waktu lampau,setia kunanti perahumu datang.Di ujung teluk sanamercusuar berkedap-kedipmenggoda kerinduanku,menggoda harapanku itu.Kapal-kapal selalu hilir-mudikbila mentari membukalebar-lebar jendela cakrawala,burung-burung camarkian menerbangkan angankuke ranjang angkasa dan busa gemawan.Bersamamu,menikmati keindahan langit birusebiru cintaku...."Aku sungguh-sungguh mengharapkan perahumu segera melawat, merapat di dermaga itu. Namun aku telah lelap dalam kesepianku. Aku terlalu jauh berjalan hingga ke tengah lautan. Mengenakan gaun pengantinku yang berwarna putih gading bertabur manik-manik pemberianmu. Sebagian air laut menenggelamkan tubuhku, hingga akhirnya aku bermukim di dasar laut ini sebagai penunggu abadi.(***)

Penulis : Embar T. Nugroho
Read On 0 komentar

Beragam Screening Tests untuk Pria

PRIA kerap merasa dirinya lebih kuat dan sehat daripada wanita. Mereka akan "menyerah" tak berdaya saat terbaring sakit. Padahal jika dideteksi sejak awal, penyakit itu mungkin bisa dicegah.
Rutin menjalani screening penyakit akan mengurangi kunjungan Anda ke dokter untuk berobat. Mengabaikannya tidak akan membuat masalah kesehatan pergi begitu saja, tapi justru membutuhkan penanganan medis lebih berat.
Dalam banyak kasus, kematian dapat dicegah dengan deteksi dini dan perlakuan medis yang tepat. Screening test merupakan salah satu cara untuk kita bisa memperoleh kualitas hidup lebih baik. Berikut ini daftar screening test yang direkomendasikan untuk para pria, seperti dikutip dari Health24:


Tekanan darah
Tes ini dilakukan tanpa jarum atau pembedahan. Lakukan setidaknya tiap dua tahun saat Anda berusia 20-30 tahun, selanjutnya bisa setahun sekali untuk maintenance. Sekira 90 persen orang yang berusia di atas 55 tahun, tekanan darahnya cenderung meningkat. Idealnya, tekanan darah Anda tidak lebih dari 120/80 mm Hg. Sebab, orang dengan tekanan darah 135/85 mm Hg memiliki risiko dua kali lipat terhadap penyakit jantung dan stroke.


Kolesterol
Tes ini dilakukan lewat pengecekan darah, setidaknya tiap dua tahun, terutama untuk Anda yang berusia 20-30 tahun atau terdapat riwayat penyakit jantung di keluarga. Jika usia Anda 40 tahun atau lebih, lakukan pemeriksaan ini sesering mungkin. Sebab, tingginya tingkat kolesterol dalam tubuh akan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Biasanya, dokter akan menyarankan Anda untuk memeriksa tingkat lipid darah, tidak hanya kolesterol.


Diabetes tipe 2
Tes ini dilakukan lewat pemeriksaan darah. Setiap orang, berapa pun usianya, harus menjalani tes diabetes tipe 2 tiap tiga tahun. Apalagi jika mereka berada pada risiko tinggi, termasuk mereka yang memiliki riwayat keluarga diabetes, kegemukan, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi. Jika Anda menderita diabetes tipe 2, maka Anda berada pada risiko tinggi penyakit jantung dan masalah penglihatan.

Prostat
Pemeriksaan ini dilakukan lewat pengecekan darah pada PSA (prostate specific antigen) untuk mengetahui keberaaan kanker prostat, bisa juga dengan digital rectum examination, yakni pemeriksaan pada dinding rectum. Alat ini dapat mendeteksi jika ada pertumbuhan abnormal pada jaringan lunak prostat, yang kemungkinan adalah kanker. Pada Anda yang berusia 40 tahun ke atas, lakukan tes ini sekali setahun, terutama jika ada riwayat kanker prostat dan kanker payudara pada keluarga. Gejala yang khas dari kanker prostat adalah kesulitan buang air kecil, pembengkakan kelenjar getah bening, dan darah dalam urin.
Testicular self-exam (TSE)


Lakukan pemeriksaan ini tiap bulan, terutama jika Anda memiliki riwayat tumor testis ataupun mandul. Kenali gejala testis membengkak disertai rasa nyeri, skrotum terasa berat, nyeri tumpul di punggung atau perut bagian bawah, dan sebagainya. Kanker testis merupakan ancaman terbesar pada pria usia 15-35 tahun. Deteksi awal akan menyelamatkan hidup Anda.
Pemeriksaan kolon


Pemeriksaannya dinamakan colonoscopy, yaitu suatu prosedur yang memungkinkan seorang pemeriksa (gastroenterologist) untuk mengevaluasi penampilan dalam dari kolon (usus besar). Lakukan pmeriksaan ini tiap lima tahun pada pria usia 20 atau 30 tahun, terutama jika disertai riwayat keluarga. Kemudian, tiap tiga atau lima tahun jika Anda berusia 40 tahun dan ada riwayat keluarga dan tiap lima tahun untuk Anda yang berusia 50 tahun atau lebih. Buatlah catatan terhadap perubahan kebiasaan buang air besar Anda. Menurut catatan, kanker colorectal merupakan satu dari lima jenis kanker yang berbahaya dan harus ditangani dini.
Pemeriksaan mata


Jika Anda berusia 20-30 tahun, lakukan pemeriksaan mata tiap lima tahun. Dua tahun sekali ketika Anda usia 40 tahun, dan tiap tahun di usia 50 tahun atau lebih. Waspada jika pandangan Anda mulai kabur ataupun nyeri di bagian mata. Pemeriksaan mata secara rutin mampu mendeteksi kelemahan penglihatan, glaucoma (sejenis kanker mata), dan menyelamatkan Anda dari kebutaan.

Read On 0 komentar

Perkuat Imunitas Tubuh

Daya tahan tubuh merupakan kemampuan menangkal semua jenis kuman dan virus yang hendak masuk ke dalam tubuh. Bila daya tahan tubuh baik, penyakit tidak mudah menyerang. Oleh sebab itu tingkatkan selalu daya tahan tubuh melalui
Makan makanan bergizi yang mengandung unsur karbohidrat, lemak, protein, dan mineral. Bila makanan ini yang dimakan setip hari kurang bergizi, tubuh akan lemas dan rentan penyakit. Hal itu membuat daya tahan menurun.
Rutinitas kerja yang padat kadang membuat orang kurang istirahat. Salah satu dampak kurang istirahat adalah penurunan daya tahan tubuh.

Maka, luangkan waktu untuk beristirahat dengan tidur sekitar 6-8 jam sehari.
Pilih olahraga sesuai kemampuan tubuh seperti senam, lari, tenis, sepakbola. Dengan berolahraga teratur, fisik menjadi bugar dan daya tahan tubuh menjadi baik.
Mengontrol stres juga harus anda kuasai. Beban dan tanggung jawab pekerjaan mempengaruhi kondisi psikologis. Bisa menyebabkan stres yang ditandai dengan menurunnya konsentrasi dan nafsu makan, sulit tidur, dan mudah emosi.
Tak lupa mengkonsumsi vitamin berupa suplemen untuk menunjang kegiatan anda sehari-hari. Sesuaikan juga dengan jenis kegiatan anda dan rutinitas yang anda geluti. Meningat tak semua orang mampu memenuhi kebutuhan gizi.

Read On 0 komentar

Rajin Konsumsi Vitamin C

Menghadapi musim pancaroba seperti sekarang ini, solusi yang paling tepat sekaligus favorit adalah dengan mengkonsumsi Vitamin C. Menurut para ahli, khususnya bagi yang mengalami tingkat stress tinggi seperti pekerja, militer, atlet marathon, pengacara, vitamin C dapat menurunkan resiko terjangkit penyakit akibat melemahnya daya tahan tubuh.
Dengan mengkonsumsi vitamin C sesuai dosis yang dianjurkan setiap hari, kemungkinan terjangkit penyakit akibat menurunnya daya tahan tubuh dapat berkurang hingga 50 persen. Selain Vit C, ada mineral lain yang dibutuhkan yaitu zinc, yang berperan untuk membantu pertumbuhan dan meningkatkan imunitas. Tanpa zinc, ratusan enzim dalam tubuh tidak berfungsi dengan baik.

Dapat dibayangkan apabila enzim tidak bekerja secara optimal dapat dipastikan seseorang akan mudah terjangkit penyakit karena disebabkan menurunnya system imunitas atau kekebalan tubuh.
Zinc terdapat pada tiram, daging, unggas, biji-bijian, kacang-kacangan, makanan laut, gandum, produk susu, buah jeruk. Namun sayangnya tak banyak orang yang mampu memenuhi asupan zinc pada makanan hariannya karena terbentur faktor ekonomi.

Selain itu, bahan alami yang dapat memperkuat daya tahan tubuh adalah Echinacea, yang memiliki berbagai manfaat antara lain meningkatkan system imun untuk melawan infeksi, mencegah dan mengobati influenza, masuk angin, bronchitis.
Read On 1 komentar

Kepikunan Stadium Tiga Alami Kegagalan Berbahasa

Kepikunan secara klinis terdiri atas tiga tingkatan, yakni amnesia (lupa), confuse (kacau), dan demensia (pikun), dan penderita stadium tiga umumnya akan mengalami kegagalan dalam berbahasa serta tidak mengerti ucapannya sendiri maupun orang lain. Penderita pada stadium demensia itu juga mengalami kekurang-mampuan dalam berbicara, suka meniru ucapan orang lain, dan mengalami gangguan motorik dalam menulis, mengancingkan baju, mengikat tali sepatu, serta mengalami gangguan buang air besar dan buang air kecil, kata dokter ahli saraf di Lampung, Dr Ruth Mariva SpS.

Ia mengatakan, penderita stadium pertama (amnesia) umumnya mengalami perubahan emosi seperti malas, kurang bergairah, acuh tak acuh, mudah tersinggung, murung, cemas lesu. Pada stadium dua (confuse), penderita umumnya mengalami penurunan daya ingat, kurang inisiatif, bahasanya berulang-ulang, tidak kenal anggota keluarga, serta disorientasi ruangan. Ia juga menyebutkan bahwa jenis pikun Alzheimer termasuk yang sangat sulit disembuhkan dibandingkan dengan kepikunan yang disebabkan oleh hipertensi, hidrosefalus (pembesaran otak), tumor/radang otak, dan obatan-obatan. Dr Ruth menyebutkan tanda-tanda kepikunan yang menjadi alarm sign, seperti sering lupa, mengalami kesulitan melaksanakan pekerjaan rutin, sulit berbicara, mengalami disorientasi waktu dan tempat, salah meletakkan barang, sulit mengambil putusan tepat, mengalami perubahan mood dan perilaku, sulit berpikir abstrak, mengalami perubahan kepribadian, dan kehilangan inisiatif.

Menurut dr Ruth dari RS Immanuel itu, pengobatan kepikunan dapat dilakukan secara farmakologis dan non-farmakologis. Terapi non-farmakologi dapat berupa penataan program aktivitas harian si penderita, seperti melatih otak, melakukan aktivitas sesuai kemampuan, gizi makanan berimbang, ruangan cukup bercahaya, mengingatkan waktu dan tempat, serta memberikan lingkungan yang tenang.
Read On 0 komentar

My Friend

Corentan ku
Powered By Blogger

Followers

FEEDJIT Live Traffic Map

 

About me | Author Contact | Powered By Blogspot | © Copyright  2008