Kelebihan Gizi Penyebab Utama Kematian

DULU, penyakit menular seperti TBC, demam berdarah, dan polio menjadi biang penyebab utama kematian. Namun yang terjadi kini justru sebaliknya.
Dr Budi Hardja DTM & H.MTH, Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan mengungkapkan, pada beberapa tahun terakhir, masalah kelebihan gizi (kegemukan dan obesitas) serta penyakit tidak menular, seperti jantung dan pembuluh darah, stroke, hipertensi, diabetes mellitus, menunjukkan kecenderungan yang meningkat.
"Bahkan penyakit tersebut telah menjadi penyebab utama kematian di Indonesia. Ini berarti telah terjadi transfusi epidemiologi karena sebelumnya penyakit utama penyebab kematian adalah penyakit menular," tambahnya saat ditemui di pameran "Sadar Gizi Seimbang" di Plaza Semanggi, Jakart).


Di tempat yang sama, Susana SPT MS.c. PDEng, Head of Division Nutrifood Research Center menambahkan, berdasarkan acuan piramida terbalik makanan, gizi seimbang mencakup lima asupan nutrisi di dalamnya.
"Normalnya, manusia mengonsumsi 2.000-2.500 kalori per hari, di mana setengahnya adalah karbohidrat. Padahal untuk mendapatkan gizi seimbang, dalam satu porsi makanan setengahnya haruslah sayur, seperempatnya lauk, dan seperempatnya lagi adalah nasi," jelas Susana.
Semakin beragam buah dan sayur yang dikonsumsi, akan makin baik untuk memenuhi gizi seimbang, terutama buah dan sayur berwarna. Setidaknya ada lima jenis, yakni jingga (jeruk dan wortel) yang mengandung betakaroten, merah (jambu biji) mengandung likopen, ungu (anggur, terong) mengandung anto cianin, hijau (brokoli) mengandung klorofil, serta putih (daging buah apel) mengandung anto xanthin.


Dia juga mengatakan, paradigma bahwa susu membuat tubuh menjadi lebih gemuk harus dikesampingkan. Tubuh bertambah gemuk adalah karena tidak digunakan untuk beraktivitas dan hanya duduk diam. Mereka yang menghabiskan waktu berjam-jam duduk di kantor, misalnya, kalori yang terbakar hanya 1.300 kalori per hari.
"Terlalu banyak mengonsumsi gula dan lemak juga menyebabkan obesitas, sebab gula dapat diubah menjadi lemak. Untuk mereka yang bermasalah dengan sistem pencernaan, tentunya bisa disiasati dengan pola makan sehat dan olahraga 30-45 menit per hari selama 3-5 kali sepekan," papar Susana.


Konsumsi gula pasir, sambung Susana, sebaiknya tidak lebih dari tiga sendok makan atau lima persen dari total asupan kalori harian. Sumber gula ini sendiri bukan hanya yang kita tuangkan saat membuat teh atau kopi, tapi juga terdapat di hampir semua makanan dan minuman lain, seperti sirup, wafer, cookies, dan lain sebagainya.
Ditegaskan Dr Budi, pameran "Sadar Gizi Seimbang" yang diselenggarakan untuk memperingati Hari Gizi Nasional ke-59 yang jatuh pada 25 Januari lalu, merupakan upaya pemerintah meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi bagi kesehatan dan kualitas hidup, sumber daya manusia, serta memasyarakatkan pola makan gizi seimbang sebagai gaya hidup sehari-hari. Pada penyelenggaraannya kali ini, Departemen Kesehatan menggandeng mitra PT Nutrifood dan Persagi (Persatuan Ahli Gizi Indonesia). Rencananya, digelar pula pengecekan gula darah dan kepadatan tulang gratis untuk pengunjung hingga Sabtu mendatang.

About this entry

Posting Komentar

 

About me | Author Contact | Powered By Blogspot | © Copyright  2008